Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday, April 17, 2012

Para Imam Dalam Kapal Titanic

Pada hari keempat pelayarannya, tepatnya tanggal 14 April 1912, kapal Titanic menabrak gunung es di perairan Grand Banks, Newfoundland, Canada. Dari 1311 penumpang dan 879 awak kapal, hanya sekitar 700 orang yang dapat ditolong dengan sekoci. Peristiwa ini menyebabkan korban tewas lebih dari 1500 orang. Dan tahun 2012 ini dunia mengenang 100 tahun tenggelamnya Kapal Titanic.

Berbagai dokumentasi historis mengenai Titanic menyebutkan sejumlah Imam Katolik melakukan pelayanan imamatnya di Kapal Titanic tersebut. Satu nama yang terkenal adalah Romo Thomas Byles yang lahir pada tanggal 26 Februari 1870 di Yorkshire, Inggris. Dia adalah anak pertama dari tujuh bersaudara bagi pasangan Protestan Louisa Davids dan Alfred Holden Byles. Ayahnya adalah seorang pendeta Kongregasionalis dan pebisnis yang sukses. Pada saat melanjutkan pendidikan ke Balliol College, Oxford, Thomas Byles muda berpindah menjadi Katolik dan kemudian masuk ke Seminari Katolik dan ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 15 Juni 1902.

Adiknya, William yang juga berpindah menjadi Katolik merantau ke Amerika untuk menjalankan bisnis karet. Di sana, William bertemu pasangannya dan berencana menikah. William meminta Romo Thomas Byles datang untuk memimpin Upacara Pernikahan mereka.

Berdasarkan para saksi, saat kapal sedang tenggelam, Romo Thomas Byles menolong para wanita dan anak-anak untuk masuk ke dalam sekoci penyelamat, kemudian ia mendengarkan pengakuan dosa umat, memberikan pengampunan dosa, dan memimpin para penumpang di tengah kepanikan tersebut untuk berdoa Rosario.

salah satu dari korban yang selamat, Agnes McCoy, menyatakan bahwa ketika kapal besar tersebut sedang tenggelam, Romo Byles “berdiri di dek dengan umat Katolik, Protestan dan Yahudi berlutut di sekitarnya. “Romo Byles sedang mendaraskan Rosario dan berdoa bagi kedamaian kekal jiwa-jiwa mereka yang akan binasa.” Demikian kata Agnes kepada New York Telegram pada 22 April 1912 berdasarkan pada website yang didedikasikan untuk mengenang Romo Thomas Byles, FatherByles.com.

Dalam kenangan teman imamat Romo Thomas Byles, Romo Patrick McKenna, “Ia dua kali menolak tawaran tempat di perahu penyelamat, dan berkata tugasnya adalah tetap tinggal di kapal ketika satu jiwa meminta pelayanannya.”

Sedangkan Encyclopedia Titanica menyebutkan bahwa “Romo Byles adalah seorang pahlawan sampai akhir, [ia] menolong penumpang kelas tiga naik ke tangga, ke dalam perahu-perahu, mendengarkan pengakuan dosa dan berdoa bersama dengan mereka yang tidak dapat melarikan diri. Beberapa surat kabar melaporkan bahwa dia ditawari sebuah kursi [di perahu penyelamat] tetapi ia menolaknya.

Romo Thomas Byles kemudian meninggal, tenggelam bersama kapal Titanic. Tubuhnya, bila seandainya ditemukan, tidak pernah teridentifikasikan. Dalam suatu audiensi pribadi dengan William (adiknya Romo Byles) dan istrinya, Paus St. Pius X mendeklarasikan Romo Byles sebagai martir bagi Gereja.

Di salah satu surat yang pernah ditulisnya, Romo Byles menyebutkan dua imam lainnya yang naik kapal Titanic sebagai penumpang kelas dua. Mereka bersama-sama dengan Romo Byles melaksanakan pelayanan imamat mereka di Titanic. Mereka adalah Imam Benediktin Jerman bernama Romo Josephus M. Peruschitz, OSB dan Imam Diosesan Lithuania bernama Romo Juozas Montvila. Tentang mereka, seorang penumpang kelas dua Titanic bernama Ellen Toomey menyebutkan bahwa Montvila, Peruschitz dan Byles mengadakan Perayaan Ekaristi setiap hari di dalam kapal Titanic.

Romo Juozas Montvila (27 tahun) adalah seorang imam muda dari Negara Lithuania. Ia memegang teguh panggilannya sampai akhir dengan menolak salah satu kursi baginya di perahu penyelamat dan memilih melaksanakan tugas imamatnya bagi jiwa-jiwa yang membutuhkan. Ia meninggal bersama dengan tenggelamnya Titanic. Dia dianggap sebagai pahlawan di Lithuania dan sekarang dipertimbangkan untuk dikanonisasi oleh Gereja Katolik.

Romo Josephus Peruschitz (42) sendiri bersama-sama dengan Romo Thomas Byles dan Romo Juozas Montvila pada saat Titanic sedang tenggelam juga memberikan Sakramen Tobat kepada para penumpang Titanic yang akan meninggal. Sama seperti kedua imam heroik di atas, Romo Peruschitz juga menolak kursi yang disediakan baginya di perahu penyelamat dan memilih tetap di Titanic untuk menyelamatkan jiwa-jiwa para pendosa sekalipun ia harus kehilangan nyawanya.

Kisah ketiga imam heroik ini memang nyaris tidak pernah terdengar di telinga banyak umat Katolik sendiri. Dan kita harus bersyukur sekarang bahwa akhirnya kita bisa mendengar kisah heroik mereka. Romo Thomas Byles, Romo Juozas Montvila dan Romo Josephus Peruschitz, OSB lebih memilih menyelamatkan orang lain tidak hanya dengan tindakan nyatanya menolong para korban tetapi juga dengan kuasa imamatnya untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Ia membawa keselamatan duniawi dan keselamatan surgawi kepada banyak orang. Saya yakin, mereka sudah berada di surga sekarang

sumber : http://indonesian-papist.blogspot.com

No comments:

 

Image Widget

Free Dog Run Cursors at 
www.totallyfreecursors.com
 
Blogger Templates