Tahun kabisat (dalam bahasa inggris
disebut dengan Leap Year), adalah sebuah Tahun Syamsiah di mana tidak terdiri dari 365 hari tetapi 366 hari. (kalender syamsiah atau Kalender solar atau kalender surya adalah sistem penanggalan yang didasarkan atas revolusi bumi mengelilingi matahari) Bulan yang unik pada tahun kabisat adalah
bulan Februari. Jika kita perhatikan pada Februari ini, bulan ini
memiliki 29 hari, berbeda dengan Februari pada tiga tahun terakhir yang
hanya memiliki 28 hari. Tahun yang memiliki 29 hari pada bulan Februari
adalah yang disebut dengan tahun kabisat.
Tahun kabisat terjadi berawal dari reformasi kalendar yang dilakukan oleh Julius Caesar, salah satu kaisar Romawi, pada tahun 46 sebelum masehi. Penanggalan pada masa itu dianggap kurang tepat, karena tidak sesuai dengan pergantian musim. Begitu tahun bertambah, maka selisih ketidak sesuaian tersebut semakin terlihat. Oleh karena itu Julius Caesar memerintahkan seorang ahli perbintangan yang bernama Sosigenes untuk menciptakan penanggalan yang bisa memperbaiki penanggalan yang sudah ada, supaya sesuai dengan pergantian musim.
Tahun kabisat terjadi berawal dari reformasi kalendar yang dilakukan oleh Julius Caesar, salah satu kaisar Romawi, pada tahun 46 sebelum masehi. Penanggalan pada masa itu dianggap kurang tepat, karena tidak sesuai dengan pergantian musim. Begitu tahun bertambah, maka selisih ketidak sesuaian tersebut semakin terlihat. Oleh karena itu Julius Caesar memerintahkan seorang ahli perbintangan yang bernama Sosigenes untuk menciptakan penanggalan yang bisa memperbaiki penanggalan yang sudah ada, supaya sesuai dengan pergantian musim.
Sosigenes
mengungkapkan bahwa peredaran bumi mengelilingi matahari adalah sekitar
365,25 hari. Apabila dihitung dalam jam maka yang benar adalah 365 hari 5
jam 48 menit 45,1814 detik. Namun, jumlah hari dalam setahun tersebut
kemudian digenapkan menjadi hanya 365 hari, sehingga terjadi selisih
sekitar seperempat hari dalam setahun. Sehingga kekurangan tersebut akan
menjadi satu hari jika digabungkan selama empat tahun. Atau jika
dihitung dalam satuan jam, akan menjadi 23 jam 15 menit 0,256 detik.
Kekurangan satu hari ini akan menjadi tambahan hari pada bulan Februari
yang memiliki jumlah hari paling sedikit, yaitu 29 hari. Jika satu hari
ditambahkan, maka bulan Februari akan menjadi 30 hari.
Ketika
Julius Caesar digantikan oleh Agustus, sistem penanggalan ini pun
kemudian dirubah. Kaisar baru tersebut mengganti bulan Hexelius menjadi
bulan Agustus dan menambahkan satu hari pada bulan ini. Sehingga bulan
Agustus yang sebelumnya hanya 30 hari, menjadi 31 hari. Satu hari
tersebut diambilkan dari satu hari di bulan Februari. Pada akhirnya
adalah jumlah hari pada bulan Februari berjumlah 28 hari, dan bertambah
menjadi 29 hari pada tahun kabisat.
Pola penanggalan tersebut
berlaku hingga saat ini. Tahun kabisat pun tidak lagi terdiri dari 365
hari seperti tiga tahun sebelumnya, akan tetapi menjadi total 366 hari.
Agar lebih mudah mengingat, pemahaman umum yang berkembang di
masyarakat, tahun kabisat adalah tahun yang bisa dibagi empat. Contohnya
adalah tahun 2012:4=503.
Akan tetapi mengingat 5 jam 48 menit
48,1814 detik kurang dari 6 jam, maka tahun-tahun yang bisa dibagi 100
(contonya tahun 1800) bukanlah tahun kabisat. Perkecualian dilakukan
pada tahun yang bisa dibagi 400. Misalnya tahun 2000, tahun ini adalah
tahun kabisat, karena meskipun bisa dibagi 100, tahun ini bisa dibagi
400. Perhitungan itu diciptakan oleh ahli perbintangan Christopher
Clavius, dengan perintah dari Paus XIII.
Kesimpulan yang bisa
didapatkan dari atas adalah, tahun yang bukan merupakan tahun kabisat
memiliki bulan Februari dengan hari berjumlah 28 hari. Tahun kabisat
adalah tahun yang memiliki bulan Februari berjumlah 29 hari. Sementara
itu bulan yang memiliki hari berjumlah 30 adalah April, Juni, September
dan November. Dan bulan yang memilik hari berjumlah 31 adalah Januari,
Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober dan Desember.
sumber : dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment