Nama
yang akan diberikan kepada seorang anak mempunyai arti khusus.
Sepanjang masa orang berusaha memilih nama yang tepat bagi anaknya. Di
dalam nama itu orang melihat sesuatu yang penuh arti bagi anaknya. Orang
hendak menyatakan relasi tertentu, pikiran tertentu, ataupun perasaan
tertentu.
Nama Yesus
Nama
Yesus adalah nama Yahudi. Yesus tidak merasa hina untuk menjadi
manusia; Ia bersedia menanggung segala akibatnya. Ia termasuk suku
bangsa Yahudi dan nama yang Ia terima menunjukan-Nya sebagai warga
Yahudi.
Marialah
orang pertama yang mendengar nama itu. Malaikat berkata kepadanya:
Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan
hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Luk 1:31). Di dalam ramalan nabi
Yesaya tercantum: Seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Immanuel (Allah beserta
kita). (Yes 7:14). Dari kedua peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan
bahwa pertama-tama Sang Bunda Maria yang harus memberi nama
kepada Anaknya. Ini merupakan sesuatu yang tidak biasa. Pada umumnya
terutama dalam tradisi Yahudi, ayahlah yang bertugas memberi nama itu.
Tetapi dalam terang peristiwa kelahiran itu, dapat kita lihat hubungan
khusus antara ibu dan anak disebabkan perkandungan yang tetap perawan.
Nama Immanuel menunjukkan sifat anak itu sendiri; sebagai Allah dan
manusia Ia benar-benar dapat dinamakan Allah beserta kita.
Nama
itu kemudian diwahyukan juga kepada Yosef. Ia adalah ayah-Nya menurut
undang-undang. Malaikat berkata kepada Yosef: “Janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai isterimu, sebab Anak yang didalam kandungannya
adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan
menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang menyelamatkan umat-Nya dari
dosa mereka.” (Mat 1:20-21)
Dari
pemberitaan ini nyatalah bahwa anak ini adalah penebus yang dijanjikan
dan bahwa tugasnya terletak di bidang agama dan kesusilaan. Yang
diharapkan bukanlah pembebasan politik, bukan pula kebesaran nasional
yang sifatnya sementara, tetapi perdamaian dengan Allah melalui
kemurnian hati.
Penghormatan
terhadap nama Yesus sudah seusia kristianitas. Sang Penebus sendiri
mengajar kita agar berdoa dalam nama-Nya; para rasul mengusir setan dan
membuat mujizat atas nama Yesus; mereka dihina dan dihambat demi nama
Yesus. Santo Paulus menghendaki agar seluruh semesta bersatu dalam
penghormatan terhadap nama itu; agar dalam nama Yesus bertekuk lutut
segala makhluk yang di surga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi.
(Fil 2:10)
Nama
seseorang mempunyai arti yang khusus bagi orang yang mencintainya. Nama
Yesus harus membangkitkan di dalam kita cintakasih Yesus, belaskasihan
Yesus, dan kelemahlembutan Yesus yang tidak terhingga. Apabila di
sekitar kita terasa gelap dan gersang, maka pikiran kepada nama Yesus
dapat membangkitkan kita, menguatkan kita dan menyemangatkan kita.
Kepercayaan kita kepada-Nya akan memberikan dorongan baru untuk berjalan
melewati kegelapan kehidupan ini menuju Dia, Yang menantikan kita di
sebelah sana.
Nama Kristus
Sang
Penebus juga dinamakan Kristus. Ini adalah nama yang menunjukkan fungsi
dan martabatNya. Di dalam bahasa Yunani, Ia bergelar Kristus dan di
dalam bahasa Yahudi Mesias. Yohanes memberikan kepada-Nya nama Mesias.
(Yoh 1:19-34). Nama Mesias dikenakan kepada Penebus yang terjanji.
Istilah “yang diurapi bagi Allah” dikenakan pada tempat yang pertama
sekali kepada raja yang sedang memerintah. Memang, raja biasanya
diurapi. Pengurapan adalah suatu ritus di mana seseorang atau sesuatu
dipersembahkan kepada Allah. Dengan memberi nama “yang diurapi bagi
Allah” kepada Sang Penebus, nyatalah martabat kerajaan-Nya dalam artikat
teokratis-sakral.
Sumber :
- http://indonesian-papist.blogspot.com
- Disadur dari “Aku Percaya” hal. 46 karya Pater Herman Embruiru, SVD
2 comments:
Salam kenal!
makasih... GBU
Post a Comment