Nama
Khajuraho mungkin berasal dari khajura (kurma), yang tumbuh bebas
di daerah itu dan mungkin juga karena ada dua emas
pohon khajura yabg
diukir
di gerbang
. Nama tua itu Kharjuravahaka (kalajengking pembawa), nafsu kalajengking beracun yang menjadi lambang. Kuil-kuil
itu dibangun di bawah raja-raja Chandela akhir antara 950 dan 1050
Masehi dalam ledakan yang benar-benar terinspirasi dari kreativitas.
Dengan
memudar dari kekayaan Chandela, Khajuraho berkurang
pentingnya
tetapi
bangunan candi berlanjut sampai abad ke-12 pada perkembangannya berkurang
banyak. Para Chandelas adalah pengikut sekte Tantra yang percaya bahwa pemuasan hasrat duniawi adalah langkah menuju mencapai pembebasan akhir. Tantrisme telah banyak disalahpahami dan bagian filosofis dari Tantra seperti Tantra Mahanirvana telah benar-benar terlupakan. Ini adalah salah satu alasan mengapa Tantrics tewas. Namun demikian tetap saja jalan berbeda dari Latihan Rohani meskipun memiliki pengikut sangat sedikit di seluruh dunia.Harus
ditekankan bahwa Candi Khajuraho, tidak mengandung tema-tema seksual
dalam bangunan Candi atau dekat dewa, tapi hanya pada ukiran eksternal. Mereka menggambarkan bahwa untuk melihat dewa, seseorang harus meninggalkan seksualnya keinginan luar Bait Allah. Mereka
juga menggambarkan bahwa dewa dalam dari Bait Allah adalah murni
seperti jiwa (atman) yang tidak terpengaruh oleh hasrat seksual dan
kecenderungan kotor lainnya, dll takdir, sedangkan kelengkungan
eksternal dan ukiran dari Kuil menggambarkan perubahan tubuh yang
terjadi di dalam kita. Hanya sebanyak 10% mengandung ukiran tema seksual, bukan antara dewa tetapi antara manusia biasa. Sisanya menggambarkan hidup orang biasa hari-hari. Sebagai contoh wanita menerapkan makeup, musisi, perajin tembikar, Petani dll Semua ini adalah jauh dari Kuil dewa. Mereka
memberikan pesan bahwa seseorang harus selalu memiliki Allah sebagai
titik sentral dalam kehidupan seseorang bahkan meskipun salah satu yang
terlibat dalam kegiatan-kegiatan duniawi. Di Kuil Khajuraho, Dewa Siwa, Nandi, Dewi Durga, inkarnasi dari Wisnu dll berpakaian lengkap
Kelompok Monumen Khajuraho adalah sekelompok candi (kuil) Hinduan Jainisme yang terletak di Khajuraho sebuah kota di negara bagian Madhya Pradesh, distrik Chhatarpur, sekitar 620 kilometer (385 mil) sebelah tenggara New Delhi.
Candi-candi ini adalah salah satu daya tarik wisata paling populer di
India. Khanjuraho memiliki banyak bangunan kuil Hindu dan Jainisme
periode pertengahan yang terkenal akan patung-patungnya yang erotis. Kelompok monumen Khajuraho masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO, dan dianggap sebagai salah satu dari "tujuh keajaiban" India.Nama Khajuraho, berasal dari nama purba "Kharjuravāhaka", dari kata dalam bahasa Sansekerta kharjura = kurma dan vāhaka = "orang yang membawa"
Sejarah
Pada abad ke-27 Kali yuga, bangsa penyerbu Mleccha mulai menyerang kawasan India utara. Beberapa Rajput Bargujar mengungsi ke arah timur menuju India tengah; mereka berkuasa di kawasan Timur laut Rajasthan,
yang disebut Dhundhar, dan disebut Dhundhel atau Dhundhela pada zaman
purba, berdasarkan kawasan pemerintahannya. Kemudian mereka disebut
Bundela dan Chandela; penguasanya adalah kaun Bargujar; yang menjadi
vassal Gurjara - Kemaharajaan Pratihara di India utara, yang berlangsung
pada kurun 500 sampai 1300 yang pada masa keemasanya banyak monumen
dibangun. Kaum Bargujar juga membangun benteng Kalinjar dan kuil
Neelkanth Mahadev, mereka adalah pemuja Shiwa.
Kota Khanjuraho adalah pusat kebudayaan Rajput Chandela, sebuah
dinasti Hindu yang menguasai kawasan ini pada abad ke-10 hingga ke-12.
Ibu kota pemerintahan kaum Chandela adalah Kalinjar. Kuil-kuil di
Khajuraho dibangun dalam rentang waktu 200 tahun, dari tahun 950 hingga
1150. Kemusian ibu kota Chandela dipindahkan ke Mahoba, dan Khajuraho
terus berkembang untuk beberapa waktu. Khajurahotidak memiliki benteng
karena raja-raja Chandel tidak pernah menghuni kota budaya ini.
Seluruh kawasan kota dikelilingi tembok dengan delapan gerbang,
masing-masing diapit pohon palma emas. Aslinya terdapat lebih dari 80
kuil Hindu di kota ini, kini tersisa sekitar 25 kuil yang masih berdiri
dalam kondisi baik yang tersebar di kawasan seluas 20 km² Kini, kuil ini menjadi contoh seni arsitektur India paling terkemuka
dan semakin terkenal karena beberapa patung dan reliefnya menampilkan
kehidupan seks
masyarakat India kuna. Masyarakat yang tinggal di sekitar kuil ini
senantiasa menjaga kelestarian kuil-kuil ini. Pada abad ke-19 penjelajah
Inggris menemukan kuil ini, akan tetapi kebanyakan kuil saat itu telah
ditelan hutan rimba.
Arca dan Relief Ukiran
Pada bagian dalam ruangan di dekat arca dewa tidak ditemukan relief dan patung seni erotis ; akan tetapi beberapa relief dan patung di bagian luar bangunan menampilkan adegan seni erotis. Ada banyak penafsiran atas ditampilkannya adegan erotis ini dalam ukiran kuil Hindu ini. Salah satu penafsiran adalah bagi dalam pandangan para dewa, seseorang harus menanggalkan hasrat seksualnya di luar kuil. Juga menunjukkan bahwa makhluk surgawi adalah atman atau jiwa yang murni, yang tidak terpengaruh oleh hasrat seksual, pesona fisik dan kemolekan tubuh. Ada juga yang mengaitkannya dengan praktik seksual Tantra. Kurva ukiran di luar kuil melambangkan tubuh manusia dan perubahan yang dialami tubuh manusia, serta jkenyataan kehidupan. Sekitar 10% ukiran ini menampilkan tema seksual yaitu adegan seks sepasang manusia. Sisanya menampilkan adegan kehidupan sehari-hari masyarakat India kuna. Sebagai contoh, adegan menampilkan seorang perempuan tengah mengenakan kosmetik riasan wajah, pemain musik, pembuat tembikar, peternak, dan beberapa profesi lainnya. Semua adegan kehidupan duniawi itu juga terletak berjauhan dengan patung dewa dan dewi. Kekeliruan penafsiran yang umum adalah; karena bangunan tertua di Khajuraho adalah kuil, maka ditafsirkan adegan seks itu dilakukan oleh dewa dan dewi, padahal itu menggambarkan kegiatan manusia biasa.
Sudut pandang lain diberikan oleh James McConnachie. Dalam tulisannya mengenai sejarah Kamasutra,
McConnachie menggambarkan bahwa 10% patung-patung "panas" Khajuraho
adalah "puncak seni erotik": "Bidadari dengan payudara yang penuh dan
pinggul besar dan tubuh meliuk dihiasi perhiasan ini mempercantik panel
dinding bagian luar. Apsara bertubuh sintal dan indah ini
merajalela di seluruh permukaan batu, mengenakan make-up, mencuci
rambut, bermain, menari, dan terus menerus melepas dan mengenakan
pakaian mereka... Selain bidadari surgawi ini terdapat pula griffin dan
makhluk-makhluk surgawi, dewata penjaga, dan yang paling terkenal, para maithuna dengan tubuh yang saling terkunci, para pasangan yang tengah bercinta."
No comments:
Post a Comment