"Apa yang kau bilang…? Cepat berangkat sekarang. Seorang Katolik baru boleh pulang dari berjuang bila sudah mati…!”
” Ini adalah tempat yang suci. Saya tidak akan memberi izin. Penggal dahulu kepala saya, maka Tuan baru boleh memakainya.”
Itulah jawaban Monseigneur Albertus Soegijapranata SJ, pada jaman perang kemerdekaan
Monseigneur Albertus Soegijapranata SJ, lebih dikenal dengan Soegija. Soegija lahir di sebuah keluarga Kejawen Lahir 25 November 1896 di Kampung Kepatihan Meten Surakarta. Merupakan putra kelima dari perkawinan Karjasoedarma dan Soepijah seorang abdi dalem keraton Kasunanan Surakarta.