Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday, December 1, 2009

Sejarah Seks di Peradaban Kuno Mesopotamia


Catatan tentang seks di jaman peradaban kuno ditemukan diatas sebongkah batu di jaman Mesopotamia kuno,3.200 tahun sebelum masehi. Dijaman Mesopotamia kuno, orang mengganggap seks sebagai sesuatuyang terbuka dan tidak tabu untuk dibicarakan.Cinta dan seks adalah dua halyang berbeda sama sekali bagi mereka. Seorang suami bisa saja melepaskan hasrat seksnya kepada pelayan wanita rumahnya atau melakukan prostitusi tanpa harus ada beban moral maupun kewajiban. Seks bagi pria tidak lebih dari penyaluran hasrat birahi kepada wanita.

Di Mesopotamia kuno, Dewi Ishtar dianggap sebagai dewi kesuburan,cinta, perang, dan seks. Setiap kemenangan atas perang selalu dirayakan di kuli Dewi Ishtar dengan pesta pora yang dihiasi dengan pesta besar seperti yang Anda duga, ... seks secara massal dengan wanita prostitusi di kuil Ishtar tersebut. Ada kebiasaan yang tampaknya aneh dan sulit diterima dengan akal sehat dijaman Mesopotamia ini. Anda tentu tidak akan suka dan tidak akan bisa menerima bila istri atau pasangan Anda berhubungan badan dengan orang lain, namun tidak demikian halnya dengan masyarakatMesopotamia.

Setiap wanita Mesopotamia diwajibkan, setidaknya sekali dalam seumur hidupnya, biasanya setelah menikah, pergi ke kuil Ishtar. Disana dia menunggu seorang pria asing pertama yang datang dan mengajaknya keluar dan berhubungan seksual, setelah itu dia bisa pulang ke rumahnya.Ishtar--goddess of sex and love-ancient Mesopotamia (Iraq)

Para wanita ini tidak diperbolehkan menolak pria asing pertama yang mengajaknya, seperti yang tertulis oleh seorang sejarahwan Yunani kuno, Herodotus; Tidak dituliskan, berapa banyak pria yang mengantri masuk kedalam kuil Ishtar ini.“Kebudayaan paling buruk orang Mesopotamia adalah memaksa setiap wanita di daratan tersebut sekali dalam seumur hidup duduk di dalam kuil cinta dan … melakukan hubungan seks dengan pria asing… yang pertama mengajaknya. Siapapun itu, tanpa terkecuali”

Seperti yang ada didalam dugaan Anda atau anggapan Anda, kuil ini tampaknya semakin lama semakin tidak mirip dengan kuil lagi.Seiring dengan paham matriarki berubah menjadi patriarki, kuil Ishtar kini benar-benar berubah menjadi tempat pelacuran.Kuil Ishtar juga merupakan tempat prostitusi bagi pria Mesopotamia. Kini, tidak seperti yang Anda duga, profesi sebagai seorang wanita pelacur di jaman Mesopotamia bukan profesi yang memalukan. Mereka dilindungi oleh hukum, dan pria tidak diperbolehkan membicarakan hal yang jelek tentang pelacur yang disebut sebagai pelacur suci.Walaupun pelacuran adalah hal yang biasa dan legal, tidak demikian halnya dengan perjinahan. Perjinahan tidakdiperbolehkan di Mesopotamia, dan kemampuan mengapung di atas air terkadang merupakan faktor yang menentukan dalam kasus perzinahan.Pasangan tersangka zinah akan diikat dan dilemparkan ke sungai. Bila
mereka mengapung, mereka tidak bersalah. Bila mereka tenggelam, mereka bersalah.

Didalam sejarah, memang tidak diceritakan berapa persen orang yang mampu mengapung diatas air dalam kondisi terikat. Perkiraan kami, hampir bisa dipastikan orang yang dilemparkan dalam kondisi terikat ini akan mati tenggelam, baik bersalah ataupun tidak.Seks di jaman Mesopotamia selain dimaksudkan untuk menjaga keturunan, juga merupakan kekuatan yang memberikan kesenangan,kekuatan yang sanggup membantu pria dan wanita mentrasformasi insting dasar mereka untuk mencapai kesembuhan spiritual.

Monday, November 30, 2009

Parodi Kupu - Kupu Malam

saya pernah di katai pelacur oleh teman saya kerena saya selingkuh. Dalam pembelaan saya, saya bukan pelacur, saya orang berpendidikan dan tidak berniat memiliki tabiat seperti itu. "orang pendidikan kok kayak kamu, Pendidikan opo!" kata teman saya dan saya hanya bisa diam saja.

Saya juga merasa bukan pelacur kerena kalaupun berselingkuh saya tidak dibayar seperti mereka, cash and carry. Saya berselingkuh karena mencintai, bukan sekedar nafsu.. Kalaupun mendapatkan sesuatu, buat saya itu bukanlah imbalan dari kegiatan di atas ranjang, karena aktivitas itu dilakukan dengan rasa cinta.

"Kamu, tidur dengan rasa cinta?. Emang Dia pakai cinta? Kalau selingkuh Kamu punya cinta, dia ngak bakalan selingkuh. Berselingkuh itu karena sudah tidak ada cinta. Kamu itu cuma saluran untuk buang keringat. Nanti setelah sama kamu, dia pasti selingkuh di tempat lain. Apa bedanya sama PELACUR?" sahut temanku. Saya tetap pada pendirian saya dan dia melanjutkan lagi "Dan kamu bilang kamu cinta? Ha-ha-ha... Cinta itu Tidak mengganggu punya orang kaleeee. Itu kupu-kupu namanya, yang ngak pernah pikir panjang, asal terbang nempel dinama saja."

Lanjutnya lagi "Dan kamu Neng, ngak cuma malam, Pagi iya, siang juga iya." Saya diam saja dan tetap pada pendirian saya. Kata teman saya, yang membedakan pelacur dan manusia seperti saya yang berselingkuh adalah karena persoalan ada dan tidak adanya cinta. Lalau teman saya menyeletuk lagi "Kalau ada istilah kejahatan kerah putih. bukan cuma putih, polkadot dan pink juga"

Komentar macam itu tak membuat saya kalah, karena saya berpikir saya tidak menjajakan diri di jalan raya. Kemudian teman saya bersuara lagai, ucapanya seperti nurani saya "Kamu memang tidak di tepi jalan, tetapi di ruang khusus di hotel berbintang sambil dah nek, dah nek. Sama-sama tertawa dalam harum mewangi yang tidak ada bedanya, bukan? Bukannya kamu juga pernah melakukan di ketinggian 36ribu kaki?"
Inilah kalimat yang di semprotkan ke muka saya "Cuma beda eksklusifnya goblok. Eh...salah kog goblok. Beda eksklusifnya cur"(pelacur maksudnya) Saya membalas "Kue cucur kale...."

Saya senyum-senyum sendiri di dalam taksi mengingat pembicaraan dengan teman saya itu, mengingat banyak sekali perselingkuhan yang saya buat, sampai saya tidak bisa membedakan antara benar dan tidak.
Mungkin saya tidak di bayar cash and carry, tetapi ada benar juga kalau pasangan saya menjemput dengan mobil mewah dan membelikan tas bermerek itu tidak sama saja dengan cash and carry yang di terima pelacur jalanan? Saya ingat teman saya bilang begini "Beda waktu pengirimannya saja"

Kemudian saya bertanya pada diri sendiri, apakah pada saat saya selingkuh selain ada rasa cinta yang slah alamat itu, sejujurnya ada niat ingin " menjarah" kekayaan pasangan gelap itu? Jadi cinta saya tak murni-murni amat, ada saja alasan "kesejahteraan lahir" di balik mencintai seseorang. Nurani saya yang menjawab, "Orang seperti kamu koq mau miskin"

Pada lain waktu nanti, dimana saya merasa bukan pelacur, tetepi sedang menikmati masa pacaran. kan sah-sah saja, gonta-ganti pacar, bahkan punya pacar lebih dari satu. Buat saya itu prestasi. Pacaran beda dengan menikah. Beda beban dosanya maksud saya.
Teman saya menyambar "Yaaaa.... memang pacaran seh.... tetapi sambil ditiduri berganntian. apa bedanya dengan pelacur?" saya menyambar balik dengan emosional " Yo bedo no"

Denga rasa penuh emosi , saya dibuat binggung dengn komentar teman saya, istilah Playboy sebuah penghormatan atau pelecehan. Teman saya berkomentar "Kalau di situasi kecil semacam pacaran saja kamu tidak bisa setia, kamu juga tidak bakalan setia di situsi yang lebih besah seperti pernikahan."

Pada saat mata dan nurani menjadi gelap itulah saya berpikir cinta itu tiadk perlu ada, yang penting self satisfaction (kepuasan diri) tercapai. Nutani saya langsung menjerit saat itu dan lebih kersa dari teman-teman saya " Itu kamu naik kelas namanya. Dari pelacur menjadi germo"

sumber : saduran dari harian KOMPAS Minggu

Thursday, November 26, 2009

Pengaruh Televisi dan Internet Buat Angka Seks Pra Nikah Meledak


Selasa, 10 Juli 2007 21:28

Cirebon, NU Online
Pengaruh tayangan televisi yang menonjolkan pornografi dan pornoaksi, maraknya penjualan keping disk khusus dewasa serta kebebasan membuka situs pornografi di internet diduga semakin ’meledakkan’ angka seks pra nikah yang dilakukan para remaja di Jawa Barat.

Demikianlah benang merah Diskusi Panel "Pengembangan Kesadaran Pemuda Terhadap Faktor Destruktif melalui Gerakan Anti Pornografi dan Pornoaksi" yang digelar di Islamic Centre Cirebon, Selasa dengan menampilkan pembicara Ketua Divisi Pemuda Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASA) Arif Srisardjono S Sos, sosiolog dari STAIN Cirebon Prof Dr Abdullah Ali MA, dan Shakina Mirfa Nasution, SE MApp.Fin juga dari ASA.

Menurut Arif Srisardjono, angka seks pra nikah yang menghinggapi remaja di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 40 persen, karena hasil survei tahun 2002 menunjukkan 40 persen remaja berusia 15-24 tahun telah mempraktekan seks pranikah.

Demikian juga survei Yayasan Kita dan Buah Hati tahun 2005 di Jabodetabek didapatkan hasil lebih dari 80 persen anak-anak usia 9-12 tahun telah mengakses materi pornografi dari sejumlah media termasuk internet.

"Jika saja ada kembali survei tahun 2007 ini maka angka seks pra nikah mungkin lebih besar lagi," katanya.

Ia mendesak agar UU Pornografi yang memberikan perlindungan kepada anak dan remaja segera diundangkan dan UU tersebut harus mengakomodir klausul khusus tentang perlindungan anak dari pemanfaatan dalam produksi pornografi.

Sementara Prof Dr Abdullah Ali MA mengatakan, semua pihak seharusnya menyadari terhadap bahaya pornografi dan pornoaksi dalam kehidupan sosial dan perkembangan jiwa anak-anak sehingga perlu perangkat proteksi baik berupa udang-undang ataupun teknologi maju untuk membendung hal itu.

"Di Cina sangat keras proteksi untuk itu dimana semua warung internet diwajibkan memblok situs-situs pornografi, tetapi di sini tidak ada pengawasan itu," katanya.

Ia mengungkapkan, masyarakat harusnya menyadari bahwa serangan pronografi dan pornoaksi itu telah muncul di berbagai tempat sehingga selain mengawasi segala aktifitas anak-anaknya, juga harus semakin mempertebal keimanan mereka.

Menurut Shakina, kerusakan otak yang diakibatkan pornografi yang dilihat, didengar dan dirasakan akan melebihi kokain karena pornografi akan mengaktifan jaringan seks yang diciptakan Tuhan untuk orang yang sudah menikah.

"Tuhan menciptakan enam jenis hormon yang aktif pada hubungan pasangan yang sudah menikah. Kini hormon tersebut diaktifkan pada anak dan tanpa pasangan," katanya.

Ia menjelaskan, dampak psiko-sosialnya remaja akibat pornograsi mulai dari adiksi (ketagihan) sampai ekskalasi perilaku seksual menyimpang seperti lesbian, incest, pedophilia, dan desensifitasi atau penurunan sensivitas seks. (ant/sab)

Tuesday, September 16, 2008

Menikahlah Dengan Perasaan Dan Hati Bukan Logika

Dalam Pernikahan banyak hal yang harus kita perhatikan, salah satunya cinta, perasaan dan uang. Ketiga hal tersebutlah yang kadangkala membuat kita bingung harus pilih yang mana. Namun pada dasarnya hanya diri kitalah yang tahu siapa yang akan menjadi pendamping hidup kita yang benar- benar tepat. Janganlah terlalu cepat menilai seseorang dari penampilan pisik dan seabreg kelebihan-kelebihan lainnya, karena semua itu kadangkala hanyalah sebuah topeng yang akan jelas terlihat setelah kita hidup bersamanya.Hidup adalah sebuah pilihan yang harus ditempuh setiap orang dan Tuhan telah menetapkan setiap manusia dimuka bumi atas kehendak-Nya yang tidak bisa dirubah oleh siapapun. Dan kita sebagai makhluk ciptaanNya hanya bisa berdoa dan berusaha untuk mendapatkan apa yang terbaik dalam hidup dandengan kerja keras. Jangan penyesalan yang dalam atas pilihan hidup yang telah kita lalui karena pada akhirnya kita hanya akan menyalahkan TuhanMasa pahit yang telah kita lalui bukan sebuah alasan atas pilihan-pilihan hidup yang telah kita buat, justru rasa pahit itulah yang menjadikan manis atas apa yang kita lakukan agar kita menjadi lebih baik.* Pernikahan harus didasari cinta karena tanpa cinta hati kita akan mati, kita menikahi seseorang bukan hanya terpaku apa yang ada di raga orang tersebut tetapi seluruh jiwa dan raganyalah yang kita nikahi, jadi sekali kita memutuskan untuk menikah hanya sekali itulah cinta kita berlabuh kedalam hatinya.* Pernikahan harus pula didukung oleh Perasaan karena tanpa perasaan, cinta kita akan mati dan tanpa cinta perasaan kita akan hilang. Cinta dan perasaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan Karena dua hal tersebut berasal dari satu hati yang sama. * Pernikahan memang menjadikan uang sebagai salah satu dari sekian banyak kasus perceraian, namun janganlah kita mendewakan uang karena itu hanyalah titipan tuhan yang dapat diambil dan dikembalikan kepada kita hanya semudah membalikan telapak tangan. Semakin kita bersyukur atas apa yang kita terima, pernikahan kita akan semakin tercukupi.Cobaan dalam rumah tangga memang tidak sedikit...sekecil apapun masalahnya akan tetap menjadi masalah yang harus secepatnya diselesaikan.Konflik akan selalu ada dalam kehidupan ini, tinggal bagaimana kita menyikapi atas setiap konflik yang ada secermat, searif dan sebijaksana mungkin.

MENIKAHLAH DENGAN PERASAAN DAN HATI, BUKAN DENGAN LOGIKA, KARENA KITA TAK AKAN PERNAH TAHU APAKAH LOGIKA KITA BENAR ATAU TIDAK.TETAPI JIKA PERASAAN DAN HATI KITA YANG BERJALAN, KITA TIDAK AKAN SALAH DALAM MEMBUAT PILIHAN DALAM HIDUP.

Monday, September 1, 2008

Mungkinkah "poligami"

Mungkin ini dapat membantu bagi yang merasa bimbang dan ragu dengan "poligami", semoga bermanfaat

Nikah Siri, Apa Untungnya?
Judul:Nikah Siri, Apa Untungnya?
Penulis: Happy Susanto
Penerbit: Visimedia Jakarta
Cetakan: 1, Juli 2007
Tebal: viii+116 halaman
ISBN: 979-1043-71- XAbstrack
Akhir-akhir ini, fenomena nikah siri memberikan kesan yang menarik. Pertama, nikah siri sepertinya memang benar-benar telah menjadi trend yang tidak saja dipraktekkan oleh masyarakat umum, namun juga dipraktekkan oleh figur masyarakat yang selama ini sering disebut dengan istilah kyai, dai, ustad, ulama, atau istilah lainnya yang menandai kemampuan seseorang mendalami agama (Islam). Kedua, nikah siri sering ditempatkan menjadi sebuah pilihan ketika seseorang hendak berpoligami dengan sejumlah alasannya tersendiri. Membicarakan masalah nikah siri akan jadi menarik jika ditilik dari perspektif hukum, baik hukum Islam maupun hukum positif yang berlaku di negara kita. Ada beberapa pertanyaan yang penting untuk kita ketahui, dalam hal ini di antaranya: Bagaimana hukum Islam memandang pernikahan yang satu ini? Bagaimana pula hukum positif nasional memandangnya? Bagaimana dampak yang diakibatkan dari pernikahan yang tidak dicatatkan menurut hukum yang berlaku di Indonesia? . Memahami nikah siri yang hanya berdasarkan pada perpektif hukum Islam adalah keliru karena kita hidup dalam sebuah negara yang dasar hukum negaranya tidak berdasarkan pada syariat Islam, tetapi berdasarkan pada hukum positif nasional. Sebenarnya nikah siri itu tidak mudah sepertii yang ada dalam pikiran kita, banyak aturan-aturan baik dalam segi agam dan hukum yang ada. Disebabkan nikah siri itu tidak berjalan sebegitu mudahnya sebab memiliki sejumlah pengaruh terhadap keharmonisan rumah tangga dan kepentingan hak-hak kaum perempuan, perlu pertimbangan yang lebih mendalam dalam mengambil keputusan untuk nikah siri, bagaimana dampak negatif dari nikah siri, termasuk akibat hukum yang bakal dirasakan oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan pernikahan ini. Maka sangat perlu diajukan solusi alternatif yang sekiranya dapat ditempuh oleh pihak-pihak yang sudah terlanjur melangsungkan pernikahan secara siri. Solusi yang dimaksud adalah tentang pentingnya pencatatan dan bagaimana prosedur yang dapat ditempuh agar pasangan suami-istri tidakmenemui kesulitan-kesulitan hukum pada kemudian hari.
Trims,
Salam
 

Image Widget

Free Dog Run Cursors at 
www.totallyfreecursors.com
 
Blogger Templates