Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Friday, March 1, 2013

Menyimak Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan umum 1 Maret 1949 yang di pimpin oleh Letkol Soeharto, menjadi terkenang dalam perjalanan sejarah kemerdekaan negara indonesia. Bukan saja karena peristiwa heroik namun juga seputar kontroversi siapa yang menjadi penggagas serangan tersebut. “.... Semakin dewasa suatu bangsa, kian mampu pula warganya menerima sejarah apa adanya” ujar Sultan HB X di saat peluncuran buku Pelurusan sejarah Serangan Oemoem 1 maret 1949.

Ketika era kekuasan Soeharto setidaknya ada beberapa buku yang menceritakan, bahwa Soeharto yang menggagas serangan umu 1 Maret tersebut ( Tiga puluh tahun indonesia merdeka 1945-1949 jilid1[setneg 1978], Soeharto : Pikiran, Ucapan, dan tindakan saya [Citra Lamtor Gung, 1989], Serangan Umum 1 Maret 1949 [Citra Lamtor Gung, 1990] ).

Dari buku-buku tersebut diceritakan bagaimana soeharto memimpim serangan umum setelah mendengarkan radio (tidak disebutkan siaran radionya), dan kemudian terlintas dalam pikiran Soeharto waktu itu, untuk melancarkan serangan sebagai bukti kepada dunia bawa tentara indonesia masih ada.

Sementara dpihak lain penggagas serangan umum adalah Sultan HB IX, dalam buku Sepanjang Hikayat Bersama Rakyat : 100th Sultan HB IX, menuliskan menurut dokument yang ada, seperti:

Menurut Dokumet BBC London
Berdasarkan dokumet kunci berupa pita kaset rekaman. yang tersimpan di kantor arsip nasional, gagasan Sri Sultan HB IX hendak mengadakan SU 1 maret didasari oleh kepentingan nasional, yakni menunjukkan kepada dunia internasioanl bahwa Republik Indonesia masih hidup, Ide ini kemudian didiskusikan dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan di setujui, atas saran Jenderal Soedirman Sultan HB IX di minta untuk menghubungi LetKol Soeharto. Kesimpulan ini hasil wawancara BBC london dengn Sultan HB IX selaku wakil presiden pada saat sedang berkunjung ke Inggris.

Buku harian Mgr. Soegijapranata
Catatan berupa tulisan tangan vikaris apostolik (uskup agung) Mgr. Soegijapranata, bersumber pada tiga kurir yang memberikan informasi silang antara Mgr. Soegijapranata, Sultan HB IX serta tokoh nasional lainnya antara lain Budiman, Suwandi, dan R.M. Bardjo. Di ceritakan sekitar bulan januari dan februari 1949, ada kurir yang berbicara dengan Mgr. Soegijapranata maupun Sultan HB IX, dan pada tanggan 28 feb, sehari sebelum SU 1 maret. Mgr. Soegijapranata menerima rencana SU 1 maret dan nama Soeharto tidak di sebut dalam perbincangan tersebut.

Secara keseluruhan dapat di ceritakan seputar SU 1 maret atau yang terkenal dengan sebutan “enam jam di yogya” Sultan HB IX berpikir keras dan mencari akal untuk membangkitkan semangat juang rakyat, mengingat pada akhir februari 1949, masalah antara indonesia dan belanda akan di bicarakan di forun PBB, (Sultan HB IX mendapat informasi dari radio).  Dalam pikiran  Sultan HB IX, mencari jalan bagaimana cara memberi tahu dunia internasional bahwa belanda tidak menguasai indonesia.

Karena waktu mendesak, diutuslah kurir unruk menghubungi Panglima Besar Jenderal Soedirman di persembunyiannya, untuk meminta persetujuan. Dan di sarannkan untuk menghubungi Letkol suharto.

13 februari 1949, di kediaman G.B.P.H. Prabuningrat (kakak Sultan HB IX), Sultan HB IX menanyakan kesanggupan LetKol Soeharto untuk menyiapkan sebuah serangan. Inilah pertemuan yang pertama kalinya dalam rencana SU 1 maret, dan pertemuan selanjutnya dengan perantara kurir.

Letkol suharto menyatakan kesediannnya, dan hal lain dalam serangan Umum adalah, Tidak boleh gagal, karena akan mempengarui dunia internasional, Kode bunyi sirene jam 6 pagi menjadi tanda serangan dan janur kuning wajib di kenakan setiap prajurit.

Setelah memantapkan strategi penyerangan siasat, tepat pukul 6 pagi 1 Maret 1949 dan berdsamaan dengan bunyi serinie dari tangsi belanda, dimulailah serangan dan berakhir jam 12.00

Kesimpulan
Tiga alasan penting mengapa memilih Yogyakarta sebagai sasaran utama adalah:
  • Yogyakarta ialah Ibukota RI, sehingga bila dapat direbut walau hanya untuk beberapa jam, akan berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia melawan Belanda.
  • Keberadaan banyak wartawan asing di Hotel Merdeka Yogyakarta, serta masih adanya anggota delegasi UNCI [KTN] serta pengamat militer dari PBB.
  • Langsung di bawah wilayah Divisi III/GM III sehingga tak perlu persetujuan Panglima/GM lain & semua pasukan memahami & menguasai situasi/daerah operasi.
Siapapun yang menjadi penggagas, Serangan Umum terbukti efektif dan berhasil dalam tujuannya. Dan dunaipun akhirnya mengakui kedaulatan Republik Indonesia, walaupun setelah serangan umum 1 Maret perjuangann Republik Indonesia untuk menjaga kedaulatan NKRI masih panjang.

Sumber : Sepanjang Hikayat Bersama Rakyat : 100th Sultan HB IX

1 comment:

BELAJAR BAHASA said...

Serangan Umum 1 Maret 1949 bersifat dadakan

 

Image Widget

Free Dog Run Cursors at 
www.totallyfreecursors.com
 
Blogger Templates