Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Thursday, September 16, 2010

" I am the Best"


Aku tidak bisa lagi berkata-kata saat berada di atas mimbar, ya...mimbar di dalam kapel itu menjadi saksi. Apa yang sudah aku rencanakan dan ingin aku sampaikan tiba-tiba saja hilang begitu saja. Mata ini sudah berkaca-kaca ketika aku pandangi satu persatu orang -orang disekitar kapel itu. Hanya satu kata yang terucap, "Terima kasih, dan semoga kita semua lulus dan sukses". Entah apa maksud dari kata-kataku itu. yang jelas, rasa bangga, haru dan tidak ingin berpisah meluap begitu saja. Apalagi, diantara mereka menghampiriku dan mengatakan "Mas, selamat...anda menjadi yang terbaik, lanjutkan dan selamat berkarya". Bagiku, inilah saatnya untuk ambil bagian dari perutusan yang tidak akan dengan panji-panji "I AM THE BEST"

Bandungan - Gedongsongo, bisa dikatakan menjadi tempat kawah candradimuka bagi kami sekumpulan anak-anak muda yang haus akan pergaulan rohani. Penggemblengan rohani benar-benar kami rasakan, mulia dari bangun pagi, ibadat, makan, dan aktifitas yang lain sampai "Silentcium Magnum", di dalam keheningan kita mengharapkan kehadiran Tuhan. Semua dilaksanakan dengan penuh keteraturan dan sanksi - sanksi yang tegas. Ajang perdebatanpun tidak bisa dielakkan lagi, walaupun harus sampai larut malam yang penting " I AM THE BEST"

6 orang dalam 1 kelompok, berjalan naik ke candi gedung songo dengan kaki terikat satu sama lain tanpa bekal apapun di tengah malam, hanya baju yang melekat dan terang bulan yang menerangi. tidak ada keluh kesah diantara kami, semangat untuk saling berbagi dalam penderitaan seolah-olah muncul dengan begitu saja ketika mencoba 'merefleksikan' kisah sengsara YESUS. penghiburan itu hanyalah alunan doa-doa syahadat yang mengiringi setiap langkah kami. Dipagi harinya kami dibangunkan pagi-pagi dan melanjutkan perjalanan dengan suasana hening, tidak ada pembicaraan satu sama lain. Semua merasakan apa yang menjadi tujuan mereka masing-masing dengan udara dingin yang 'menusuk' hingga ketulang-tulang badan.

Bagaimana seseorang dapat merasakan hidup miskin jika tidak ambil bagian dalam kemiskinan itu sendiri. Jadi, semua merasakan dalam diKegelapan, kedinginan, ketidak nyamanan, bahkan kelaparan. karena satu kelompok hanya berbakal 1 gelas cup air minum dalam perjalanannya, tidurpun didalam tenda kecil dengan selembar tikar dan untuk menghangatkan badan, harus jongkok berhimpit-himpitan (karena tikar sudah basah kerana tanah yang lembab)

Itulah sepenggal kisah 15 tahun yang lalu. entah dimana mereka saat ini yang pernah tergabung dalam 'KADERISASi GEREJA BASIS'. semoga saja masih ada waktu untuk berbagi dan berkarya, karena kami 'I AM THE BEST'

No comments:

 

Image Widget

Free Dog Run Cursors at 
www.totallyfreecursors.com
 
Blogger Templates