...........
seorang ibu sedang menemani anaknya makan siang, "Nak, bagaimana latihan teaternya", "kata sutradara aku akan mendapat peran yang sangat penting dalam suksesnya pertunjukan ini" jawab sang anak. sang ibu pasti bangga mendengar jawaban buah hatinya itu, anaknya pasti berbakat, karena mendapat peran yangh sangan penting. Di lain hari ibunya bertanya lagi,"Bagaimana latihannya hari ini", "hebat ma, aku yang paling lantang diantara teman-temanku" sahut sang anak. hati ibu makin berbunga-bunga, mendengarnya. beberapa hari kemudian pertunjukan yang di tunggu-tungga tiba, sang ibu menonton dengan di temani suami. ibu itu menghayati betul setiap babak yang di pertontonkan, dalam Hati sang ibu bertanya-tanya kenapa anakku tidak muncul juga. sampai pada akhir pertunjukan ternyata anaknya tidak muncul juga. akhirnya pada bubaran penonton, bertanyalah sang ibu,"sebenarnya kamu mendapat peran apa?". "Mama tidak tahu ya, saya ada yang paling depan, saya pemandu sorak ma. mama lihatkan saya yang paling lantang dan saya sukses menjalankan tugas saya". Hati ibu langsung lemes dan merasa kecewa mendengar penjelasan anaknya
...
kalau kita meliohat Sebuah pertunjukan, tidak dapat berjalan dengan meriah jika hanya mengandalkan seorang aktor maupun aktris. Dan tidak munghkin seorang aktor akan menggulung layar, membawa cermin, setting kamera atau tugas yang lain. Tentu saja akan melibatkan banyak pekerja lain yang menguasai dalam bidangnya. Nah, akhir-akhir ini crew atau di sebut sebagai pekerja di belakang layar nyaris dilupakan perannya. bisa di bayangkan jika tanpa meraka apakah bisa semeriah yang kita bayangkan.
Sama halnya jika kita dalam berorgainisasi maupun pada tempat kita bekerja, selalu hanya orang-orang yang ada didepanlah yang selalu mendapat sorotan, dianggap yang paling berjasa, paling kreatif, paling fenominal. Penonjolan diri ini dadasarkan karena dialah yang paling dibutuhkan, dialah yang paling bisa semuanya, apalagi jika dekat denagn atasan alias boss. Tetapi bagaimana mereka yang ada di belakang, yang setiap saat, dan selalu setia membantu dikala kesulitan tiba, apakah peran merak masih diperhitungkan? atau hanya dianggap sebagai provokasi di setiap kekacauan bahkan tidak lagi dinilai pekerjaanya.
saya sering mendapat tawaran untuk menjadi yang terdepan di setiap organisasi maupun pada event tertentu, tetapi begitu saya siap dan mendapat peran itu, tidak ada waktu bagi mereka untuk membantu saya. dalam hati saya bertanya-tanya, sebenarnya salah di manakan saya ini?. Tetapi jika saya hanya sebagai penonton selalu terusik dengan permintaan tolong yang mendadak. akhirnya dengan berat hati saya beranjak juga.
No comments:
Post a Comment