Nama
Khajuraho mungkin berasal dari khajura (kurma), yang tumbuh bebas
di daerah itu dan mungkin juga karena ada dua emas
pohon khajura yabg
diukir
di gerbang
. Nama tua itu Kharjuravahaka (kalajengking pembawa), nafsu kalajengking beracun yang menjadi lambang. Kuil-kuil
itu dibangun di bawah raja-raja Chandela akhir antara 950 dan 1050
Masehi dalam ledakan yang benar-benar terinspirasi dari kreativitas.


Sejarah
Pada abad ke-27 Kali yuga, bangsa penyerbu Mleccha mulai menyerang kawasan India utara. Beberapa Rajput Bargujar mengungsi ke arah timur menuju India tengah; mereka berkuasa di kawasan Timur laut Rajasthan,
yang disebut Dhundhar, dan disebut Dhundhel atau Dhundhela pada zaman
purba, berdasarkan kawasan pemerintahannya. Kemudian mereka disebut
Bundela dan Chandela; penguasanya adalah kaun Bargujar; yang menjadi
vassal Gurjara - Kemaharajaan Pratihara di India utara, yang berlangsung
pada kurun 500 sampai 1300 yang pada masa keemasanya banyak monumen
dibangun. Kaum Bargujar juga membangun benteng Kalinjar dan kuil
Neelkanth Mahadev, mereka adalah pemuja Shiwa.
Kota Khanjuraho adalah pusat kebudayaan Rajput Chandela, sebuah
dinasti Hindu yang menguasai kawasan ini pada abad ke-10 hingga ke-12.
Ibu kota pemerintahan kaum Chandela adalah Kalinjar. Kuil-kuil di
Khajuraho dibangun dalam rentang waktu 200 tahun, dari tahun 950 hingga
1150. Kemusian ibu kota Chandela dipindahkan ke Mahoba, dan Khajuraho
terus berkembang untuk beberapa waktu. Khajurahotidak memiliki benteng
karena raja-raja Chandel tidak pernah menghuni kota budaya ini.
Seluruh kawasan kota dikelilingi tembok dengan delapan gerbang,
masing-masing diapit pohon palma emas. Aslinya terdapat lebih dari 80
kuil Hindu di kota ini, kini tersisa sekitar 25 kuil yang masih berdiri
dalam kondisi baik yang tersebar di kawasan seluas 20 km² Kini, kuil ini menjadi contoh seni arsitektur India paling terkemuka
dan semakin terkenal karena beberapa patung dan reliefnya menampilkan
kehidupan seks
masyarakat India kuna. Masyarakat yang tinggal di sekitar kuil ini
senantiasa menjaga kelestarian kuil-kuil ini. Pada abad ke-19 penjelajah
Inggris menemukan kuil ini, akan tetapi kebanyakan kuil saat itu telah
ditelan hutan rimba.
Arca dan Relief Ukiran
Pada bagian dalam ruangan di dekat arca dewa tidak ditemukan relief dan patung seni erotis ; akan tetapi beberapa relief dan patung di bagian luar bangunan menampilkan adegan seni erotis. Ada banyak penafsiran atas ditampilkannya adegan erotis ini dalam ukiran kuil Hindu ini. Salah satu penafsiran adalah bagi dalam pandangan para dewa, seseorang harus menanggalkan hasrat seksualnya di luar kuil. Juga menunjukkan bahwa makhluk surgawi adalah atman atau jiwa yang murni, yang tidak terpengaruh oleh hasrat seksual, pesona fisik dan kemolekan tubuh. Ada juga yang mengaitkannya dengan praktik seksual Tantra. Kurva ukiran di luar kuil melambangkan tubuh manusia dan perubahan yang dialami tubuh manusia, serta jkenyataan kehidupan. Sekitar 10% ukiran ini menampilkan tema seksual yaitu adegan seks sepasang manusia. Sisanya menampilkan adegan kehidupan sehari-hari masyarakat India kuna. Sebagai contoh, adegan menampilkan seorang perempuan tengah mengenakan kosmetik riasan wajah, pemain musik, pembuat tembikar, peternak, dan beberapa profesi lainnya. Semua adegan kehidupan duniawi itu juga terletak berjauhan dengan patung dewa dan dewi. Kekeliruan penafsiran yang umum adalah; karena bangunan tertua di Khajuraho adalah kuil, maka ditafsirkan adegan seks itu dilakukan oleh dewa dan dewi, padahal itu menggambarkan kegiatan manusia biasa.

No comments:
Post a Comment